INOVASI PEMBELAJARAN
E-LEARNING SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT DI SMKN MANONJAYA TASIKMALAYA
Oleh:
IRWAN RIDWAN
ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dari
pelatihan ini adalah meningkatkan kompetensi guru-guru SMKN Manonjaya dalam
memanfaatkan e-learning sebagai bentuk inovasi pembelajaran
Kegiatan pelatihan dilaksanakan di
SMKN Manonjaya selama dua hari yang diikuti oleh guru-guru SMKN Manonjaya
Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, supervisi, latihan mandiri.
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini
adalah para peserta telah mampu meningkatkan kompetensinya dalam mendesain
pembelajaran yang berbasis e-learning, yang meliputi upload materi pelajaran,
penyampaian tugas, dan tes online.
Kata kunci: E-Learning, Inovasi
Pembejaran, SMK
LEARNING INNOVATION
E-LEARNING AS A MEDIA-BASED LEARNING
ICT IN SMKN
MANONJAYA TASIKMALAYA
By:
IRWAN RIDWAN
ABSTRACT
The objectives of this training is to improve the competence of teachers SMKN Manonjaya in utilizing e-learning as a form of learning innovation.
Training activities undertaken in the past two days
SMKN Manonjaya followed
by teachers SMKN Manonjaya
Tasikmalaya. The method used in this activity is the method of lecture, question and answer, discussion, supervision, exercise independent.
The result of this activity are the participants have been able to increase their competence in designing learning-based e-learning, which includes upload course materials, submission of assignments, and tests online.
Key words: E-Learning, Learning Innovations, SMK
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tantangan bagi dunia pendidikan
kejuruan adalah meningkatkan kualitas pendidikannya, sehingga mampu
menghasilkan tenaga kerja yang dapat bersaing secara internasional dalam era
globalisasi. Tantangan dunia kerja di masa mendatang adalah guru harus mampu
menguasai ipteks, memiliki keterampilan tinggi dan berperilaku profesional
(Kebijakan Dikmenjur, 1996). Selanjutnya Slamet (1997), menegaskan bahwa tantangan
dunia pendidikan di era globalisasi adalah mampu mempersiapkan tamatannya untuk
menghadapi persaingan bebas.
Berdasarkan pertimbangan arah
kebijakan pendidikan nasional dan berbagai isu-isu strategis yang berkembang
dalam implementasi pembangunan pendidikan nasional, maka dalam Road Map
Pembinaan Sekolah Kejuruan tahun 2006 – 2010 ditetapkan program-program
pembangunan dan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan prioritas pembinaan
dan pengembangan dirahkan pada:
1. Perluasan dan Pemerataan Akses SMK
dengan membangun sekolah baru, penambahan ruang kelas baru, rehab bangunan, dan
meningkatkan daya tampung yang sudah ada melalui pendekatan pengelolaan yang
lebih efektif dan efisien;
2. Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing SMK dengan mengembangkan sejumlah SMK SBI, SMK
SSN, revitalisasi peralatan, dan pengadaan sarana prasarana pembelajaran
lainnya;
3. Meningkatkan Manajemen SMK dengan menerapkan prinsip Good Governance
yang mengacu pada standar internasional ISO 9001:2000.
Secara
eksplisit telah tertulis bahwa salah satu target dalam rangka meningkatkan mutu
dan relevansi SMK dalam rangka menghadapi persaingan bebas adalah “50% SMK yang
memiliki akses listrik menerapkan Information and CommunicationTechnology
(ICT) based learning.
Dengan
demikian agar target tersebut dapat dipenuhi maka pihak SMK harus siap untuk
melaksanakan ICT based learning yang salah satunya berbentuk
pembelajaran e-learning.
Sementara
itu kondisi awal keadaan guru SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya khususnya dalam
proses belajar mengajar masih dilakukan secara klasikal. Kemampuan dalam
menggunakan komputer program e-learning masih belum memadai, karena latar
belakang pendidikan mereka bukan dari jurusan komputer, hanya didapat dari
kursus-kursus serta belajar sendiri melalui autodidak dari buku-buku. Hal ini
tentunya perlu segera diatasi guna mendukung program Dikmenjur tersebut.
Perkembangan
teknologi, khususnya teknologi komputer dan informatika yang demikian pesat ternyata
telah merambah ke semua sektor, yang akhirnya juga menuntut kecepatan dan
ketetapan pekerjaan, serta terciptanya efisiensi tenaga, waktu dan biaya. Di
segala sektor penggunaan komputer makin dirasa perlu bahkan mendesak untuk
segera diterapkan, mengingat permasalahan yang dihadapi makin komplek. Untuk
itu sudah selayaknya semua bidang pekerjaan yang menggunakan alat bantu
komputer perlu segera dikuasai, mengingat alat ini dapat mempercepat dan
mempermudah pekerjaan dengan ketelitian dan kecepatan yang relatif tinggi.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa
penyebab guru jarang menggunakan media pembelajaran berbasis ICT?
2. Bagaimana
cara untuk meningkatkan kemapuan guru dalam menguasai ICT?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan e-learning?
C. Tujuan dan manfaat
Tujuan kegiatan Pelatihan E-Learning
bagi guru SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya ini adalah:
1. Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan guru di bidang komputer, khususnya E-Learning.
2. Dapat
terciptanya pembelajaran berbasis ICT, sehingga dapat meningkatkan kualitas
siswa SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya.
Adapun
manfaat dari kegiatan Pelatihan E-Learning ini adalah:
1. Bagi
SMK, tawaran program e-learning akan menjadi daya tarik bagi calon siswa untuk
masuk ke SMK bersangkutan. Meningkatnya popularitas SMK adalah sangat penting
bagi SMK bersangkutan untuk tetap eksis, bahkan untuk bersaing dengan SMK
lainnya.
2. Bagi
guru SMK, penguasaan e-learning akan menambah bekal untuk meningkatkan kualitas
belajar mengajar maupun untuk memperkaya wawasan pengetahuan.
3. Bagi
siswa SMK, penguasaan e-learning akan dapat berpengaruh langsung untuk
meningkatkan daya saing siswa, setelah lulus, di dunia kerja.
II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian E-Learning
Bila komputer telah terhubung ke
internet berarti telah tergabung dalam suatu jaringan dan dapat berkomunikasi
dalam tukar-menukar informasi, data, tulisan, gambar, suara atau beberapa
tampilan lainnya. Di sini kita dapat mengakses apa saja yang ada di internet
serta dapat berinteraksi dengan seseorang atau banyak orang di dunia, baik
terhadap perusahaan, organisasi, berbagai macam instansi, institusi, pemerintah
di berbagai negara. Akses tersebut dapat dilakukan sepanjang masing-masing
komputer yang ada dalam jaringan di internet mempunyai alamat, sehingga kita
dapat mengunjungi, melihat, mencari informasi, serta melakukan beberapa
keperluan yang diinginkan (Firmansyah, 2002).
E-Learning mempunyai banyak definisi,
antara lain:
1. Distance Education, pembelajaran tidak
mengharuskan peserta didik berada pada lokasi yang sama dengan pengajar
(Organer, UNESCO, 2003);
2. Distance Learning, siswa ada di
tempat lain dan berkomunikasi dengan sekolah atau siswa lain lewat e-mail,
forum elektronik, video conference, dan bentuk komunikasi berbasis komputer
lain(Weopedia, 2003);
3. Callaborative Learning (CL),
adalah metode pembelajaran dengan pemberdayaan peserta untuk menyelesaikan
suatu masalah bersama di bawah koordinasi;
4. Problem Based Learning,
adalah metode pembelajaran dengan prinsip penggunaan masalah sebagai awal untuk
menggali dan mengintegrasikan pengatahuan;
5. Web-based Courses, pengajaran yang
tersedia di web yang dapat diakses kapanpun, dimanapun melalui internet dan
browser (Cathy A. Sympson, 2003).
Ciri-ciri
sistem E-Learning, pelajar dapat mengakses materi ajar tanpa batas waktu, ruang
dan tempat, dukungan komunikasi, syncronous, asyncronous, dapat direkam
serta jenis materi ajar berbentuk multimedia.
Paradigma pendidikan “learning-oriented”
diasumsikan setiap pelajar ingin belajar dengan sebaik-baiknya. Pelajar akan
secara aktif terlibat dalam membangun pengetahuannya dan mengaitkannya dengan
apa-apa yang telah diketahuinya dan dialaminya. E-Learning bukan hanya sekedar
proses men-download materi yang sudah disediakan di internet, tetapi harus
memberikan sebuah lingkungan untuk melakukan proses pembelajaran seperti halnya
pembelajaran melalui kelas konvensional (tatap muka).
B. Kerangka Pikir Penelitian
Bidang teknologi informasi dan
komunikasi berkembang sangat pesat. Internet sudah bisa di akses dimana saja
dan kapan saja. Peralatan untuk mengakses internet tidak hanya menggunakan
komputer atau laptop saja, tetapi sudah dapat diakses dengan handphone.
Teknologi informasi dan komunikasi sudah merambah ke semua bidang, termasuk
bidang pendidikan.
Guru sebagai motor penggerak di bidang
pendidikan, tentu tidak terlepas dari dampak perkembangan dunia teknologi
informasi dan komunikasi. Jika guru dapat mensikapi secara positif terhadap
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, maka akan sangat
bermanfaat dalam proses belajar mengajar, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas atau mutu pendidikan.
Untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi maka diperlukan adanya pendidikan
dan pelatihan secara kontinyu. Hal ini didasarkan tidak semua guru berlatar
belakang ilmu komputer, namun pada kenyataannya ilmu komputer telah merambah
berbagai bidang, sehingga guru bidang apapun harus mampu menguasai teknologi
informasi dan komunikasi, khususnya dalam pengoperasian komputer.
III. METODOLOGI
A.
Metode Pelatihan
Metode pelatihan yang dilakukan pada
kegiatan ini adalah:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah digunakan untuk
menjelaskan teori-teori dasar dan pengetahuan umum tentang E-Learning. Metode
ini diberikan pada tiap awal pembahasan pokok bahasan, yang bertujuan untuk
memberikan dasar-dasar teori tiap pokok bahasan baru. Dasar teori yang
dipergunakan untuk ceramah.
2.
Metode Demonstrasi
Metode ini diberikan untuk menjelaskan
tiap-tiap perintah dalam mengakses E-Learning. Diharapkan dengan metode ini
pemahaman peserta terhadap tiap materi semakin mendalam.
3.
Metode Supervisi
Metode ini digunakan untuk mengetahui
sejauh mana tiap peserta mampu mengoperasikan perintah-perintah yang diberikan
instruktur.
4.
Latihan Mandiri
Untuk mengetahui sejauh mana tiap-tiap
peserta mampu mengoperasikan E-Learning dilakukan latihan mandiri. Instruktur
dalam metode ini memberikan tugas-tugas yang ada kaitannya dengan E-Learning.
B.
Objek Penelitian
Objek penelitian pada kegiatan
pelatihan E-Learning ini adalah guru-guru SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya
sebanyak 20 orang.
C.
Sumber Data
Sumber data didapatkan secara langsung
dilapangan.
D.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan
pendekatan pelatihan secara langsung.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelatihan rancang bangun E-Learning di
SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya ini telah terselenggara pada tanggal 15 – 16
Februari 2012 bertempat di laboratorium KKPI SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya.
Program LMS yang digunakan untuk
membuat E-Learning dalam pelatihan ini adalah Moodle versi 1.9 yang bersifat freeware.
Untuk menjalankan moodle versi 1.9 diperlukan localhost yang dibuat dengan
menggunakan AppServ.
Materi yang disampaikan dalam
pelatihan E-Learning ini terdiri dari:
1. Pengertian
dan dasar teori E-Learning
2. Upload
materi pelajaran ke dalam web E-Learning
3. Pemberian
tugas jenis offline
4. Pemberian
tugas jenis online
5. Pemberian
tugas jenis upload file
6.
Tes
online
Gambar
1. Tampilan Awal E-Learning
Proses upload materi dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Pada pelatihan ini dilakukan dengan dua cara. Cara
pertama adalah dengan membuat tulisan langsung di web, dan cara kedua dilakukan
dengan link pada sebuah file yang telah disiapkan terlebih dahulu baik dalam
bentuk file office, image, pdf dan sebagainya.
Gambar
2. Tampilan hasil upload materi
Gambar
3. Download file hasil upload
Pelaksanaan
pembuatan tugas menggunakan e-learning dalam pelatihan ini dilakukan dengan
tiga macam jenis tugas. Tugas jenis pertama yaitu offline text. Dalam
tugas jenis ini guru memberikan penugasan dengan membuat pengumuman di web,
para siswa diminta mengumpulkan hasil tugas langsung kepada guru tanpa
menggunakan web. Jenis tugas yang kedua adalah online text, dimana guru
membuat tugas dan siswa mengerjakannya langsung pada web itu juga. Keuntungan
dari jenis tugas ini adalah siswa harus dapat menyelesaikan tugas secara
langsung sesuai dengan batasan waktu yang diberikan oleh guru. Jenis tugas yang
ketiga adalah upload single file. Jenis tugas ini paling diminati oleh
guru karena memungkinkan siswa dapat mengerjakan tugas dengan waktu yang
mencukupi dan tidak harus selalu terhubung dengan server/internet. Koneksi
dengan internet atau server hanya diperlukan saat mendownload tugas dan saat
mengirim atau upload jawaban tugas.
Gambar
4. Contoh Tugas Offline
Gambar
5. Contoh Tugas Online
Gambar
6. Contoh Tugas Upload Single File
Seperti proses kegiatan belajar
mengajar klasikal, dalam e-learning ini para guru juga dilatih untuk membuat
tes yang diselenggarakan menggunakan web e-learning. Jenis tes yang dapat
dibuat oleh guru antara lain: essai, pilihan ganda, benar salah, menjodohkan.
Kelebihan dari tes online ini antara
lain:
1. soal
dan jawaban dapat diacak, sehingga meminimalisir kecurangan atau nyontek.
2. waktu
pengerjaan dapat dibuat secara otomatis, sehingga siswa harus mengerjakan sesuai
dengan waktu yang disediakan.
3. Kesempatan
melaksanakan tes bisa lebih dari satu kali, sehingga jika ada remedial dapat
langsung dilakukan.
4. Nilai
tes dapat langsung dilihat oleh siswa setelah menyelesaikan tes.
5. Analisis
butir soal juga tersedia secara otomatis.
Gambar
7. Contoh Soal Online
Gambar
8. Contoh hasil tes online
Gambar
9. Contoh analisis butir soal
Potensi yang dimiliki oleh SMK Negeri
Manonjaya Tasikmalaya dalam mengembangkan pembelajaran berbasis ICT
(E-Learning) sangat tinggi, dengan alasan:
1. Memiliki
laboratorium komputer yang terhubung dengan jaringan baik internet maupun
intranet dengan jumlah yang memadai.
2. Tim
tutor terdiri dari guru-guru produktif TKJ yang sudah menguasai bidang
pembelajaran E-Learning.
3. Motivasi
guru SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya yang tinggi untuk mempelajari e-learning.
Selain
faktor pendukung di atas terdapat faktor penghambat yang perlu diperhatikan
agar kegiatan pelatihan ini dapat berjalan dengan lancar, antara lain:
1. Waktu
pelaksanaan kegiatan merupakan hari-hari belajar efektif, sehingga dapat
mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Kemampuan
awal guru SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya di bidang internet belum cukup
kompeten, sehingga sebelum pelatihan e-learning dilaksanakan perlu disampaikan
dasar-dasar internet terlebih dahulu.
V. SIMPULAN DAN SARAN
Pelatihan
E-Learning sebagai bagian dari inovasi pembelajaran di SMK Negeri Manonjaya
Tasikmalaya telah dilaksanakan sesuai rencana. Para guru telah berhasil dilatih
untuk: (1) membuat web pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran yang
diampu, (2) memasang materi pembelajaran di web, (3) menyampaikann tugas
melalui web, dan (4) melakukan evaluasi melalui web.
Kendala yang ditemui adalah beberapa
guru masih belum familier dalam mengakses web, sehingga diperlukan bimbingan
yang lebih banyak tentang dasar-dasar web.
Kompetensi yang telah dikuasai guru
dari pelatihan ini adalah memasang materi pelajaran di web, memberikan tugas
melalui web, dan melakukan tes secara online.
Saran yang dapat sampaikan adalah agar
program ini dapat berkelanjutan maka pihak sekolah harus membuat kebijakan
untuk menerapkan pembelajaran berbasis ICT (e-learning) dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari, sehingga guru dapat langsung menerapkan hasil
pelatihan dalam kondisi yang sesungguhnya. Selain itu juga dukungan sarana dan
prasarana yang memadai harus terus ditingkatkan agar kegiatan pembelajaran
berbasis ICT (e-learning) ini dapat berjalan efektif.