Minggu, 01 April 2012

E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ELEKTRONIK


INOVASI PEMBELAJARAN
E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT DI SMKN MANONJAYA TASIKMALAYA


Oleh:
IRWAN RIDWAN

ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dari pelatihan ini adalah meningkatkan kompetensi guru-guru SMKN Manonjaya dalam memanfaatkan e-learning sebagai bentuk inovasi pembelajaran
Kegiatan pelatihan dilaksanakan di SMKN Manonjaya selama dua hari yang diikuti oleh guru-guru SMKN Manonjaya Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, supervisi, latihan mandiri.
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah para peserta telah mampu meningkatkan kompetensinya dalam mendesain pembelajaran yang berbasis e-learning, yang meliputi upload materi pelajaran, penyampaian tugas, dan tes online.

Kata kunci: E-Learning, Inovasi Pembejaran, SMK


LEARNING INNOVATION
E-LEARNING AS A MEDIA-BASED LEARNING ICT IN SMKN MANONJAYA TASIKMALAYA

By:
IRWAN RIDWAN

ABSTRACT

The objectives of this training is to improve the competence of teachers SMKN Manonjaya in utilizing e-learning as a form of learning innovation.
Training activities undertaken in the past two days SMKN Manonjaya followed by teachers SMKN Manonjaya Tasikmalaya. The method used in this activity is the method of lecture, question and answer, discussion, supervision, exercise independent.

The result of this activity are the participants have been able to increase their competence in designing learning-based e-learning, which includes upload course materials, submission of assignments, and tests online.

Key words: E-Learning, Learning Innovations, SMK



I.  PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
          Tantangan bagi dunia pendidikan kejuruan adalah meningkatkan kualitas pendidikannya, sehingga mampu menghasilkan tenaga kerja yang dapat bersaing secara internasional dalam era globalisasi. Tantangan dunia kerja di masa mendatang adalah guru harus mampu menguasai ipteks, memiliki keterampilan tinggi dan berperilaku profesional (Kebijakan Dikmenjur, 1996). Selanjutnya Slamet (1997), menegaskan bahwa tantangan dunia pendidikan di era globalisasi adalah mampu mempersiapkan tamatannya untuk menghadapi persaingan bebas.
          Berdasarkan pertimbangan arah kebijakan pendidikan nasional dan berbagai isu-isu strategis yang berkembang dalam implementasi pembangunan pendidikan nasional, maka dalam Road Map Pembinaan Sekolah Kejuruan tahun 2006 – 2010 ditetapkan program-program pembangunan dan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan secara bertahap dan  berkesinambungan, dengan prioritas pembinaan dan pengembangan dirahkan pada:
1.    Perluasan dan Pemerataan Akses SMK dengan membangun sekolah baru, penambahan ruang kelas baru, rehab bangunan, dan meningkatkan daya tampung yang sudah ada melalui pendekatan pengelolaan yang lebih efektif dan efisien;
2.    Meningkatkan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing SMK  dengan mengembangkan sejumlah SMK SBI, SMK SSN, revitalisasi peralatan, dan pengadaan sarana prasarana pembelajaran lainnya;
3.    Meningkatkan Manajemen SMK  dengan menerapkan prinsip Good Governance yang mengacu pada standar internasional ISO 9001:2000.
Secara eksplisit telah tertulis bahwa salah satu target dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi SMK dalam rangka menghadapi persaingan bebas adalah “50% SMK yang memiliki akses listrik menerapkan Information and CommunicationTechnology (ICT) based learning.
Dengan demikian agar target tersebut dapat dipenuhi maka pihak SMK harus siap untuk melaksanakan ICT based learning yang salah satunya berbentuk pembelajaran e-learning.
Sementara itu kondisi awal keadaan guru SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya khususnya dalam proses belajar mengajar masih dilakukan secara klasikal. Kemampuan dalam menggunakan komputer program e-learning masih belum memadai, karena latar belakang pendidikan mereka bukan dari jurusan komputer, hanya didapat dari kursus-kursus serta belajar sendiri melalui autodidak dari buku-buku. Hal ini tentunya perlu segera diatasi guna mendukung program Dikmenjur tersebut.
Perkembangan teknologi, khususnya teknologi komputer dan informatika yang demikian pesat ternyata telah merambah ke semua sektor, yang akhirnya juga menuntut kecepatan dan ketetapan pekerjaan, serta terciptanya efisiensi tenaga, waktu dan biaya. Di segala sektor penggunaan komputer makin dirasa perlu bahkan mendesak untuk segera diterapkan, mengingat permasalahan yang dihadapi makin komplek. Untuk itu sudah selayaknya semua bidang pekerjaan yang menggunakan alat bantu komputer perlu segera dikuasai, mengingat alat ini dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan dengan ketelitian dan kecepatan yang relatif tinggi.
B.  Rumusan Masalah
          Dari uraian di atas, dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Apa penyebab guru jarang menggunakan media pembelajaran berbasis ICT?
2.    Bagaimana cara untuk meningkatkan kemapuan guru dalam menguasai ICT?
3.    Apa kelebihan dan kekurangan e-learning?
C.  Tujuan dan manfaat
          Tujuan kegiatan Pelatihan E-Learning bagi guru SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya ini adalah:
1.    Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru di bidang komputer, khususnya E-Learning.
2.    Dapat terciptanya pembelajaran berbasis ICT, sehingga dapat meningkatkan kualitas siswa SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya.
Adapun manfaat dari kegiatan Pelatihan E-Learning ini adalah:
1.     Bagi SMK, tawaran program e-learning akan menjadi daya tarik bagi calon siswa untuk masuk ke SMK bersangkutan. Meningkatnya popularitas SMK adalah sangat penting bagi SMK bersangkutan untuk tetap eksis, bahkan untuk bersaing dengan SMK lainnya.
2.     Bagi guru SMK, penguasaan e-learning akan menambah bekal untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar maupun untuk memperkaya wawasan pengetahuan.
3.     Bagi siswa SMK, penguasaan e-learning akan dapat berpengaruh langsung untuk meningkatkan daya saing siswa, setelah lulus, di dunia kerja. 

II.  LANDASAN TEORI

A. Pengertian E-Learning
          Bila komputer telah terhubung ke internet berarti telah tergabung dalam suatu jaringan dan dapat berkomunikasi dalam tukar-menukar informasi, data, tulisan, gambar, suara atau beberapa tampilan lainnya. Di sini kita dapat mengakses apa saja yang ada di internet serta dapat berinteraksi dengan seseorang atau banyak orang di dunia, baik terhadap perusahaan, organisasi, berbagai macam instansi, institusi, pemerintah di berbagai negara. Akses tersebut dapat dilakukan sepanjang masing-masing komputer yang ada dalam jaringan di internet mempunyai alamat, sehingga kita dapat mengunjungi, melihat, mencari informasi, serta melakukan beberapa keperluan yang diinginkan (Firmansyah, 2002).
          E-Learning mempunyai banyak definisi, antara lain:
1.    Distance Education, pembelajaran tidak mengharuskan peserta didik berada pada lokasi yang sama dengan pengajar (Organer, UNESCO, 2003);
2.    Distance Learning, siswa ada di tempat lain dan berkomunikasi dengan sekolah atau siswa lain lewat e-mail, forum elektronik, video conference, dan bentuk komunikasi berbasis komputer lain(Weopedia, 2003);
3.    Callaborative Learning (CL), adalah metode pembelajaran dengan pemberdayaan peserta untuk menyelesaikan suatu masalah bersama di bawah koordinasi;
4.    Problem Based Learning, adalah metode pembelajaran dengan prinsip penggunaan masalah sebagai awal untuk menggali dan mengintegrasikan pengatahuan;
5.    Web-based Courses, pengajaran yang tersedia di web yang dapat diakses kapanpun, dimanapun melalui internet dan browser (Cathy A. Sympson, 2003).
Ciri-ciri sistem E-Learning, pelajar dapat mengakses materi ajar tanpa batas waktu, ruang dan tempat, dukungan komunikasi, syncronous, asyncronous, dapat direkam serta jenis materi ajar berbentuk multimedia.
          Paradigma pendidikan “learning-oriented” diasumsikan setiap pelajar ingin belajar dengan sebaik-baiknya. Pelajar akan secara aktif terlibat dalam membangun pengetahuannya dan mengaitkannya dengan apa-apa yang telah diketahuinya dan dialaminya. E-Learning bukan hanya sekedar proses men-download materi yang sudah disediakan di internet, tetapi harus memberikan sebuah lingkungan untuk melakukan proses pembelajaran seperti halnya pembelajaran melalui kelas konvensional (tatap muka).
B.  Kerangka Pikir Penelitian
          Bidang teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat. Internet sudah bisa di akses dimana saja dan kapan saja. Peralatan untuk mengakses internet tidak hanya menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi sudah dapat diakses dengan handphone. Teknologi informasi dan komunikasi sudah merambah ke semua bidang, termasuk bidang pendidikan.
          Guru sebagai motor penggerak di bidang pendidikan, tentu tidak terlepas dari dampak perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi. Jika guru dapat mensikapi secara positif terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, maka akan sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan.
          Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi maka diperlukan adanya pendidikan dan pelatihan secara kontinyu. Hal ini didasarkan tidak semua guru berlatar belakang ilmu komputer, namun pada kenyataannya ilmu komputer telah merambah berbagai bidang, sehingga guru bidang apapun harus mampu menguasai teknologi informasi dan komunikasi, khususnya dalam pengoperasian komputer.

III.  METODOLOGI

A. Metode Pelatihan
          Metode pelatihan yang dilakukan pada kegiatan ini adalah:
1.  Metode Ceramah
          Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan teori-teori dasar dan pengetahuan umum tentang E-Learning. Metode ini diberikan pada tiap awal pembahasan pokok bahasan, yang bertujuan untuk memberikan dasar-dasar teori tiap pokok bahasan baru. Dasar teori yang dipergunakan untuk ceramah.
2. Metode Demonstrasi
          Metode ini diberikan untuk menjelaskan tiap-tiap perintah dalam mengakses E-Learning. Diharapkan dengan metode ini pemahaman peserta terhadap tiap materi semakin mendalam.
3. Metode Supervisi
          Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tiap peserta mampu mengoperasikan perintah-perintah yang diberikan instruktur.
4. Latihan Mandiri
          Untuk mengetahui sejauh mana tiap-tiap peserta mampu mengoperasikan E-Learning dilakukan latihan mandiri. Instruktur dalam metode ini memberikan tugas-tugas yang ada kaitannya dengan E-Learning.
B. Objek Penelitian
          Objek penelitian pada kegiatan pelatihan E-Learning ini adalah guru-guru SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya sebanyak 20 orang.

C. Sumber Data
          Sumber data didapatkan secara langsung dilapangan.
D. Prosedur Penelitian
          Prosedur penelitian ini menggunakan pendekatan pelatihan secara langsung.











IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

          Pelatihan rancang bangun E-Learning di SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya ini telah terselenggara pada tanggal 15 – 16 Februari 2012 bertempat di laboratorium KKPI SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya.
          Program LMS yang digunakan untuk membuat E-Learning dalam pelatihan ini adalah Moodle versi 1.9 yang bersifat freeware. Untuk menjalankan moodle versi 1.9 diperlukan localhost yang dibuat dengan menggunakan AppServ.
          Materi yang disampaikan dalam pelatihan E-Learning ini terdiri dari:
1.    Pengertian dan dasar teori E-Learning
2.    Upload materi pelajaran ke dalam web E-Learning
3.    Pemberian tugas jenis offline
4.    Pemberian tugas jenis online
5.    Pemberian tugas jenis upload file
6.    Tes online








Gambar 1. Tampilan Awal E-Learning
          Proses upload materi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pada pelatihan ini dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan membuat tulisan langsung di web, dan cara kedua dilakukan dengan link pada sebuah file yang telah disiapkan terlebih dahulu baik dalam bentuk file office, image, pdf dan sebagainya.








Gambar 2. Tampilan hasil upload materi
Gambar 3. Download file hasil upload

Pelaksanaan pembuatan tugas menggunakan e-learning dalam pelatihan ini dilakukan dengan tiga macam jenis tugas. Tugas jenis pertama yaitu offline text. Dalam tugas jenis ini guru memberikan penugasan dengan membuat pengumuman di web, para siswa diminta mengumpulkan hasil tugas langsung kepada guru tanpa menggunakan web. Jenis tugas yang kedua adalah online text, dimana guru membuat tugas dan siswa mengerjakannya langsung pada web itu juga. Keuntungan dari jenis tugas ini adalah siswa harus dapat menyelesaikan tugas secara langsung sesuai dengan batasan waktu yang diberikan oleh guru. Jenis tugas yang ketiga adalah upload single file. Jenis tugas ini paling diminati oleh guru karena memungkinkan siswa dapat mengerjakan tugas dengan waktu yang mencukupi dan tidak harus selalu terhubung dengan server/internet. Koneksi dengan internet atau server hanya diperlukan saat mendownload tugas dan saat mengirim atau upload jawaban tugas.
Gambar 4. Contoh Tugas Offline












Gambar 5. Contoh Tugas Online








Gambar 6. Contoh Tugas Upload Single File
          Seperti proses kegiatan belajar mengajar klasikal, dalam e-learning ini para guru juga dilatih untuk membuat tes yang diselenggarakan menggunakan web e-learning. Jenis tes yang dapat dibuat oleh guru antara lain: essai, pilihan ganda, benar salah, menjodohkan.

          Kelebihan dari tes online ini antara lain:
1.    soal dan jawaban dapat diacak, sehingga meminimalisir kecurangan atau nyontek.
2.    waktu pengerjaan dapat dibuat secara otomatis, sehingga siswa harus mengerjakan sesuai dengan waktu yang disediakan.
3.    Kesempatan melaksanakan tes bisa lebih dari satu kali, sehingga jika ada remedial dapat langsung dilakukan.
4.    Nilai tes dapat langsung dilihat oleh siswa setelah menyelesaikan tes.
5.    Analisis butir soal juga tersedia secara otomatis.





Gambar 7. Contoh Soal Online

Gambar 8. Contoh hasil tes online
Gambar 9. Contoh analisis butir soal

          Potensi yang dimiliki oleh SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya dalam mengembangkan pembelajaran berbasis ICT (E-Learning) sangat tinggi, dengan alasan:
1.    Memiliki laboratorium komputer yang terhubung dengan jaringan baik internet maupun intranet dengan jumlah yang memadai.
2.    Tim tutor terdiri dari guru-guru produktif TKJ yang sudah menguasai bidang pembelajaran E-Learning.
3.    Motivasi guru SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya yang tinggi untuk mempelajari e-learning.
Selain faktor pendukung di atas terdapat faktor penghambat yang perlu diperhatikan agar kegiatan pelatihan ini dapat berjalan dengan lancar, antara lain:
1.    Waktu pelaksanaan kegiatan merupakan hari-hari belajar efektif, sehingga dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2.    Kemampuan awal guru SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya di bidang internet belum cukup kompeten, sehingga sebelum pelatihan e-learning dilaksanakan perlu disampaikan dasar-dasar internet terlebih dahulu.


V.  SIMPULAN DAN SARAN

Pelatihan E-Learning sebagai bagian dari inovasi pembelajaran di SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya telah dilaksanakan sesuai rencana. Para guru telah berhasil dilatih untuk: (1) membuat web pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran yang diampu, (2) memasang materi pembelajaran di web, (3) menyampaikann tugas melalui web, dan (4) melakukan evaluasi melalui web.
          Kendala yang ditemui adalah beberapa guru masih belum familier dalam mengakses web, sehingga diperlukan bimbingan yang lebih banyak tentang dasar-dasar web.
          Kompetensi yang telah dikuasai guru dari pelatihan ini adalah memasang materi pelajaran di web, memberikan tugas melalui web, dan melakukan tes secara online.
          Saran yang dapat sampaikan adalah agar program ini dapat berkelanjutan maka pihak sekolah harus membuat kebijakan untuk menerapkan pembelajaran berbasis ICT (e-learning) dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, sehingga guru dapat langsung menerapkan hasil pelatihan dalam kondisi yang sesungguhnya. Selain itu juga dukungan sarana dan prasarana yang memadai harus terus ditingkatkan agar kegiatan pembelajaran berbasis ICT (e-learning) ini dapat berjalan efektif.